Compassion

Ringkasan pesan sesi meditasi November 2023. Sesi 2: From Shambala to Mandala

Ditulis oleh Gede Prama

Sulit mengingkari, zaman ini memang banyak api yg membakar. Terutama berita buruk serta berita yg membuat orang mudah marah. Salah-salah bisa terbakar dalam bentuk sakit kronis. Berita baiknya, tidak mungkin api di luar membakar, jika seseorang menyimpan banyak air di dalam. Tidak mungkin kekacauan di luar melahirkan penyakit, jika Anda damai di dalam. Dg kata lain, kedamaian tidak saja obat mujarab, tapi juga perisai pelindung di sepanjang perjalanan kehidupan.

Agar bisa sampai di sana, renungkan hukum alam yg tidak bisa ditawar ini: “Maju selangkah, mundur selangkah”. Tatkala kecil kesehatan bagus, keuangan pas-pasan. Begitu menua, keuangan membaik, kesehatan menurun. Hal yg sama terjadi dg dunia harta dan dunia cinta. Maju di harta akan diikuti oleh kemunduran di cinta. Maju secara material diikuti kemunduran di dunia spiritual. Begitulah hukumnya sejak dulu. Rumus matematikanya +1 – 1 = 0.

Pikiran mulai melangkah menuju Shambala (tempat terindah di dalam), jika seseorang berdekapan indah dg hukum ini. Jangan dilawan!. Senang di pagi hari sering diikuti oleh bad mood di sore hari. Pujian di waktu tertentu sering diikuti makian di waktu yg lain. Makanya sering dibagikan: “No better cure than silence”. Tidak ada obat yg lebih menyembuhkan dibandingkan keheningan.

Utk itu kurangi mempertengkarkan ini dan itu di dalam. Di tiap waktu ada berita buruk ada berita baik. Di tiap zaman. Siapa pun pemimpinnya, apa pun wajah zamannya, selalu seperti itu. Dalam bahasa Yin-Yang, begitu putihnya membesar (gembira, sukses, dipuji orang, dll), hitamnya juga akan membesar. Anda tidak akan mengalami kecelakaan kehidupan seperti sakit kronis, jika membekali diri dg pesan ini. Baik-buruk, gagal-sukses, cacian-pujian mirip sepasang sayap burung. Keduanya tidak bisa dipisahkan, keduanya saling melengkapi. Mendekap keduanya, itu cara menyirami benih kesembuhan dan kedamaian di dalam.

Praktik kesehariannya, belajar percakapan yg lebih sehat di dalam. Di filosofi Timur disebut Gatha. Karena percakapan di dalam adalah percakapan terpenting dan terpanjang, bila percakapan di dalamnya sehat, sangat mungkin Anda sehat. Hanya sebagai contoh, ini gatha Guruji sehari-hari di Ashram: “I have arrived, I am home. Home is here. Home is now”. Gatha ini bahkan ditulis di atas batu nisan yg sangat indah. Sehingga menjadi bahan pengingat keseharian. Ia sangat menjaga. Ia membantu jiwa bercahaya.

Mempraktikkan jeda (gap) adalah praktik lain yg sangat dianjurkan. Jeda diantara dua nafas, jeda diantara dua pikiran, jeda diantara dua memori, jeda diantara dua suara. Ia praktik keheningan yg langsung menyembuhkan dan mendamaikan. Seperti obat mujarab yg sangat ampuh. Musikus besar Mozart berpesan: “Musik terindah adalah keheningan diantara dua suara”. Di Zen garden tertulis: “Go to the garden, listen to the silence between two sounds”. Saat ke taman, dengarkan keheningan diantara dua suara.

Keheningan itu ibarat ruang, tidak ada kekuatan yg bisa melukai ruang di alam ini. Jika dalam praktiknya, Anda bisa menemukan tempat suci sangat indah di dalam. Ia bernama Temple of Silence. Tempat suci keheningan. Dan tempat suci ini sangat menyembuhkan. Membuat kebahagiaan dan kedamaian Anda tidak mudah dicuri orang. Andalah yg memegang remote controle kebahagiaan dan kedamaian Anda. Akibatnya, keseharian Anda hanya dua: “Silence & smile”. Keheningan yg penuh senyuman. Itulah Shambala di dalam diri. Alias tempat terindah di dalam diri. Itu juga praktik Mandala (kesempurnaan) yg sangat dianjurkan. Itu obat sangat tua yg nyaris punah di muka bumi.

Semoga semua mahluk berbahagia. Semoga pikiran damai datang dari segala penjuru. Shanti, peace, damai.

Tentang Penulis

Gede Prama

Guruji Gede Prama memulai perjalanan spiritual dengan berdialog bersama Guru simbolik di sebuah desa di Bali Utara. Ini kemudian diperkaya dengan sekolah ke luar negeri, perjumpaan dengan Guru spiritual dunia seperti YM Dalai Lama, YA Thich Nhat Hanh serta Profesor Karen Armstrong, serta olah meditasi yang panjang.

Kendati pernah memimpin perusahaan dengan ribuan karyawan, terbang ke beberapa negara untuk tujuan mengajar, tapi semua itu ditinggalkan karena dipanggil oleh bom Bali di tahun 2002. Sejak beberapa tahun lalu beliau bahkan tidak pernah meninggalkan Bali, sekali-sekali saja keluar dari keheningan hutan untuk mengajar di tempat-tempat suci di Bali.

Detil dan kontak di https://www.gedeprama.com/

Silahkan Berkomentar

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.