Kedamaian

Kaya di Dalam

Ditulis oleh Gede Prama

Hari ini hari suci di pulau Bali. Tetua Bali menyebutnya Sugihan Bali. Terjadi beberapa hari menjelang perayaan Galungan. Hari kemenangan spiritual. Orang boleh punya penafsiran lain, tapi Sugihan Bali artinya kaya di dalam (sugih di tengah). Berikut ciri-ciri orang yang telah kaya di dalam.

  1. Tidak terlalu tertarik memamerkan sesuatu di luar, lebih tertarik menyimpannya di dalam
  2. Tidak tertarik bersaing berlebihan, lebih tertarik dengan mengembangkan rasa berkecukupan di dalam
  3. Tidak tertarik disebut lebih begini lebih begitu, lebih tertarik dengan merawat kedamaian di dalam
  4. Berani mengucapkan selamat tinggal pada keluhan, kemudian bersahabat dekat dengan senyuman
  5. Pinus di gunung, kelapa di pantai. Keduanya berbeda tapi keduanya bahagia apa adanya
  6. Oleh karena itu, orang yang telah kaya di dalam tidak terlalu tertarik dengan perdebatan
  7. Semuanya telah disimpan rapi di lemari di dalam bernama rasa berkecukupan
  8. Termasuk merasa cukup dengan pencapaian spiritual. Tidak tertarik disebut tercerahkan. Apa lagi disebut suci
  9. Satu-satunya yang belum cukup adalah niat mulya untuk melayani sebanyak mungkin mahluk di alam ini
  10. Yang sakit biar sembuh, yang sedih biar senang, yang mau cerai jadi gagal cerai, yang mau bunuh diri urung bunuh diri
  11. Apa pun yang terjadi, semuanya didekap dengan rasa syukur yang mendalam. Sekaligus itulah kekayaan di dalam yang paling berharga

Photo by Beau Swierstra on unsplash

Tentang Penulis

Gede Prama

Gede Prama memulai perjalanan spiritual dengan berdialog bersama Guru simbolik di sebuah desa di Bali Utara. Ini kemudian diperkaya dengan sekolah ke luar negeri, perjumpaan dengan Guru spiritual dunia seperti YM Dalai Lama, YA Thich Nhat Hanh serta Profesor Karen Armstrong, serta olah meditasi yang panjang.

Kendati pernah memimpin perusahaan dengan ribuan karyawan, terbang ke beberapa negara untuk tujuan mengajar, tapi semua itu ditinggalkan karena dipanggil oleh bom Bali di tahun 2002. Sejak beberapa tahun lalu beliau bahkan tidak pernah meninggalkan Bali, sekali-sekali saja keluar dari keheningan hutan untuk mengajar di tempat-tempat suci di Bali.

Silahkan Berkomentar

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.