Kedamaian

Diangkat naik oleh kematian

Ditulis oleh Gede Prama

“In life, you make the mind. In death, the mind make you”, itu bunyi pesan salah satu buku suci tua Tibetan book of the dead.

Tatkala masih hidup, Anda punya kesempatan utk membentuk pikiran. Tapi di saat kematian, pikiranlah yg membentuk Anda.

Kesimpulan ini tidak saja valid secara spiritual, tapi juga valid secara logika pengetahuan. Karena energi itu kekal. Ia hanya berpindah ruangan.

Energi terkuat seperti apa yg disimpan pikiran saat kematian, ke tubuh seperti itulah seseorang akan lahir. Jika seseorang penyabar, tidak mungkin ia lahir jadi binatang.

Bila Anda penuh dg cinta kasih, setidaknya akan lahir menjadi manusia yg penuh cinta kasih. Di keluarga yg juga penuh cinta kasih.

Utk itu, masih ada cukup waktu utk “membentuk” pikiran. Secepatnya tinggalkan pikiran yg membuat seseorang lahir di alam bawah yg frekuensinya di bawah.

Dari marah, dendam, benci, tidak mau memaafkan, dll. Pada saat yg sama latih pikiran utk bertumbuh di frekuensi energi yg lebih tinggi.

Dari tulus memaafkan, melaksanakan cinta kasih, penuh belas kasih. Yg paling tinggi adalah damai. Penyair Kahlil Gibran punya warisan indah.

Sebagian besar orang wafat mirip air sungai yg sudah mendekati samudera. Begitu ia melihat ke belakang dan ke depan, ia takut.

Terutama karena di belakang perjalanannya relatif halus, tapi di depan terlihat gelombang yg tidak pasti. Tapi begitu menyatu dg samudera, ceritanya lain sekali.

Ada perasaan lepas dan bebas. Sejumlah studi tentang pengalaman mendekati kematian bercerita, saat wafat seseorang seperti keluar dari jeruji penjara.

Tatkala masih hidup dalam sebuah tubuh, memerlukan upaya agar bisa pergi ke tempat jauh. Tapi di saat kematian, begitu pikiran menghendaki pergi ke Paris misalnya.

Di saat itu juga yg bersangkutan sampai di Paris. Itu sebabnya, mencermati “energi kebiasaan” terkuat di dalam pikiran sangat disarankan.

Karena di saat kematian, energi kebiasaan terkuat itulah yg mengarahkan ke mana seseorang terlahir. Sebut saja seseorang yg biasa sabar.

Dg energi ini, pikiran akan mengarahkannya utk terlahir di lingkungan yg dipenuhi kesabaran. Bisa di keluarga manusia yg beradab, bisa juga di alam dewa.

Agar diangkat naik oleh kematian, ingat pesan di awal: “In life, you make the mind. In death, mind make you”. Belum terlambat, latihlah pikiran dg meditasi.

Foto ditemukan di sejumlah akun FB (Begin with yes, Rumi heals, Beach vibe)

Tentang Penulis

Gede Prama

Guruji Gede Prama memulai perjalanan spiritual dengan berdialog bersama Guru simbolik di sebuah desa di Bali Utara. Ini kemudian diperkaya dengan sekolah ke luar negeri, perjumpaan dengan Guru spiritual dunia seperti YM Dalai Lama, YA Thich Nhat Hanh serta Profesor Karen Armstrong, serta olah meditasi yang panjang.

Kendati pernah memimpin perusahaan dengan ribuan karyawan, terbang ke beberapa negara untuk tujuan mengajar, tapi semua itu ditinggalkan karena dipanggil oleh bom Bali di tahun 2002. Sejak beberapa tahun lalu beliau bahkan tidak pernah meninggalkan Bali, sekali-sekali saja keluar dari keheningan hutan untuk mengajar di tempat-tempat suci di Bali.

Detil dan kontak di https://www.gedeprama.com/

Silahkan Berkomentar

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.