Di dunia jiwa-jiwa yg dalam, tidak semua kebetulan adalah kebetulan. Jika peka dan kaya rasa, banyak Cahaya indah disembunyikan di balik kebetulan.
Masih segar dalam ingatan, tatkala Guruji masih berumur 20-an, di hari ketika Guruji mundur dari Panasonic, pendiri Panasonic Mr. Konosuke Matsushita wafat. Di hari yg sama.
Kejadian itu terus menerus mengikuti. Masuk dalam memori jangka panjang. Sulit dihapus. Setelah menua baru mengerti.
Mr. Konosuke Matsushita tidak saja mewariskan perusahaan besar, tapi juga sebuah ide besar dalam buku “Man does not live with bread alone”.
Manusia tidak saja hidup dg roti. Ini sangat mewarnai perjalanan spiritual sampai tua. Pagi ini ada yg unik, keluarga dekat Compassion mengirim foto terlampir.
Gambar awan mencium bumi. Tadinya mau disimpan di dalam hati, tapi karena kiriman foto terlampir terpaksa rahasia ini dibuka.
Setelah berbagi cerita “Agama saya Cinta” beberapa waktu lalu, nyaris tiap hari Ashram diisi awan yg berbentuk love. Intensitas datangnya Cahaya meningkat.
Jika sebelumnya hanya sebulan sekali, kadang tiga bulan sekali baru muncul Cahaya di Ashram, kali ini hampir tiap hari didatangi Cahaya.
Kadang bertanya di dalam hati, apa yg mau disampaikan langit? Ketika bertanya seperti ini, terdengar lirik lagu Bob Marley: “One earth, one heart…”.
Dalam bahasa Inggris, ejaan earth (bumi) mirip sekali dg heart (hati). Bumi lebih mungkin diselamatkan oleh ia yg menggunakan bahasa hati.
Konkritnya, bumi disebut Ibu pertiwi (mother earth). Sekali lagi Ibu, bukan Ayah. Dg kata lain, belajar memperlakukan diri dan kehidupan selembut Ibu merawat keluarganya.
Oleh Ibu pertiwi, banyak sampah diolah menjadi bunga indah. Dg demikian, belajar kecerdasan bumi: “Mengolah masalah menjadi jiwa yg indah”.
Perhatikan jiwa-jiwa suci. Semua melewati gunungan masalah. Bedanya dg orang biasa, gunungan masalah diolah menjadi cerita indah.
Peluru yg ditembakkan ke tubuh Mahatma Gandhi berubah menjadi Cahaya sangat indah. Terusirnya YMM Dalai Lama dari Tibet juga diolah menjadi Cahaya indah.
Belum lama berselang, puteri semata wayang Guruji Wika kirim WA: “Papa sudah seperti Buddha Gautama. Panah yg ditembakkan orang diolah menjadi bunga indah”.
Semoga catatan ini disimpan lama di sini di muka bumi. Semoga Cahaya ini diberkahi bumi agar menjadi nutrisi harmoni dalam waktu lama.
Foto dikirim oleh keluarga dekat Compassion
Shambala meditation center: belkedamaian.org, bellofpeace.org