Di semua agama ada yg indah. Orang Bali tempat sucinya diukir indah, persembahannya penuh bunga indah. Demikian juga dg agama lain.
Salah satu hal indah di agama Buddha, para Bhiksu tiap hari pindapata. Bahasa tidak sopannya meminta-minta makanan tiap hari.
Dalam cara yg serupa, Guruji juga melakukannya di usia tua. Makanan, minuman, pulsa, listrik, air, dll semua hasil pindapata Guruji pada keluarga dekat Compassion.
Karena hidup kita tergantung sepenuhnya pada kebaikan orang lain, tiap hari menjaga pikiran agar damai, menjaga hati agar selalu indah.
Pelayanan terus menerus ditingkatkan. Sehingga kedua belah pihak perjalanannya terangkat naik. Para murid terangkat naik karena bhakti pada Guru.
Gurunya juga terangkat naik karena menjaga diri di dalam rapi sekali. Dulunya hanya ditulis di buku suci Tantra, sekarang setelah umurnya lumayan, terlihat nyata bahwa ada hubungan antara bhakti dg karma.
Sejauh bacaan di buku suci dan pengalaman pribadi, ini yg terjadi jika bhaktinya mendalam pada Guru sejati.
Pertama, karma buruk dipindahkan ke sebuah waktu ketika seseorang sudah siap membayarnya. Karmanya berbuah, tapi yg bersangkutan sudah siap membayarnya.
Kedua, seseorang mendapatkan discount. Contoh, mestinya seseorang dipukul karena karma buruk di masa lalu, kemudian ia membayarnya hanya dg mendengar kata-kata yg tidak sopan dari orang lain.
Ketiga, karma buruknya dipindahkan ke alam mimpi. Seharusnya seseorang kena maki, ia cukup kena maki di alam mimpi saja. Jauh lebih ringan.
Keempat, seseorang jadi cerdas sekali mengolah karma buruk. Karma buruk diolah menjadi pupuk organik yg mempersubur taman jiwa di dalam.
Jetsun Milarepa adalah contoh klasik dalam hal ini. Karma buruknya yg sangat berbahaya diolah menjadi jiwa bercahaya. Di bawah bimbingan Gurunya Marpa.
Kelima, karma buruknya sepenuhnya termurnikan. Di dalam jadi bersih dan jernih. Di tiap nafas ada kedamaian. Di tiap kejadian ada senyuman.
Utk meningkatkan keyakinan para sahabat, sraddha bahasa Hindunya, sadda bahasa Buddhanya, Guruji menglami semua tingkatan pemurnian ini.
Terutama karena bhakti mendalam pada Guru hidup, Guru buku suci, Guru simbolik, Guru rahasia. Tetua Bali menyebutnya Guru sekala niskala.
Semoga bermanfaat. Semoga semua mahluk berbahagia. Semoga semua mahluk berbahagia. Semoga semua mahluk berbahagia.
Photo courtesy: Pexels