Kesembuhan

Harmoni Bali untuk Harmoni Bumi ***)

Ditulis oleh Gede Prama

Tidak mungkin Bali dikagumi dunia jika tidak ada Cahaya di Bali. Beberapa bulan lau, Club Med yg bermarkas di Perancis bahkan menyebut Bali sebagai pulau paling bahagia di dunia.

Pertanyaannya kemudian, apa yg membuat Bali demikian bercahaya di mata dunia. Ada sejumlah hal unik di Bali, yg membuat pulau ini penuh kemilau Cahaya.

Pertama, upacara selama ribuan tahun yg mewakili pikiran kolektif manusia Bali tidak membuang yg negatif. Ritual buta yadnya menyediakan makanan utk alam bawah.

Pesannya utk pemimpin bumi, memimpin tidak selalu berarti membuang hal-hal negatif. Utk direnungkan bersama, membuang yg negatif sama dg membuang Cahaya.

Kedua, di tempat di mana bukit yg maskulin dipeluk indah oleh laut (danau) yg feminin, di sana tetua Bali membangun sumber Cahaya (tempat suci).

Bimbingannya utk pemimpin bumi, jika mau membawa Cahaya ke bumi, tolong jangan terlalu bertenaga utk membuang yg negatif. Belajar memadukan negatif-positif.

Musuh tidak selalu negatif. Orang tidak setuju tidak selalu negatif. Mereka ada di sini utk memberi wawasan yg lebih luas dan lebih lebar dalam mengambil keputusan.

Ketiga, hanya di Bali tahun baru dirayakan dg hari raya Nyepi. Bimbingannya, secanggih apa pun kesimpulan penelitian, kata-kata selalu mengundang energi tandingan.

Begitu disimpulkan benar, akan ada yg menyebutnya salah. Begitu disebut suci, akan ada yg menyebutnya kotor. Dan itu sumber banyak sekali konflik di bumi.

Hanya di kedalaman keheningan (nyepi), kata-kata itu berhenti menyirami benih-benih konflik di bumi. Pemimpin bumi kemudian diketuk hatinya melalui pesan berikut ini.

Menjadi pemimpin tidak sama dg menjadi pembicara. Tidak semua hal harus dibicarakan. Menjadi pemimpin kadang berarti, menjadi penuh senyuman ditemani keheningan.

Sambil ingat, hanya di kedalaman keheningan, kata-kata berhenti melahirkan kekerasan. Keheningan juga membuat pemimpin lebih sedikit menyirami benih kekerasan.

Di atas semuanya, agama asli orang Bali adalah agama Tirtha. Dan tidak kebetulan (a great synchronicity kata Carl Jung) jika di zaman kita banyak psikolog yg menyimpulkan.

Kecerdasan terpenting di zaman ini adalah kecerdasan mengalir. Sumber cahayanya utk pemimpin bumi, memimpin tidak selalu berarti melawan putaran waktu.

Memimpin kadang berarti mengalir sempurna dg sang waktu. Dan alam berumur lebih panjang dibandingkan manusia karena mengalir sempurna dg sang waktu.

Praktisnya, begitu memutuskan soal perang di Ukraina, atau senjata balistik di Korea Utara, jangan bertanya “negara mana yg salah?”. Itu menyirami benih-benih kekerasan.

Bertanyalah “hal-hal apa yg sama diantara kita?”. Agama kita boleh berbeda, bangsa kita juga berbeda. Tapi ada satu hal yg sama diantara kita umat manusia.

Kita sama-sama mau tumbuh penuh harmoni di bumi. Dg bekal Cahaya ini, mudah-mudahan sepulang dari Bali, pemimpin bumi berpegangan tangan utk membuat bumi jadi harmoni.

***) Jika diberkahi, ini cuplikan pesan Guruji utk pemimpin bumi yg akan rapat di Bali

Photo courtesy: Unsplash

Tentang Penulis

Gede Prama

Guruji Gede Prama memulai perjalanan spiritual dengan berdialog bersama Guru simbolik di sebuah desa di Bali Utara. Ini kemudian diperkaya dengan sekolah ke luar negeri, perjumpaan dengan Guru spiritual dunia seperti YM Dalai Lama, YA Thich Nhat Hanh serta Profesor Karen Armstrong, serta olah meditasi yang panjang.

Kendati pernah memimpin perusahaan dengan ribuan karyawan, terbang ke beberapa negara untuk tujuan mengajar, tapi semua itu ditinggalkan karena dipanggil oleh bom Bali di tahun 2002. Sejak beberapa tahun lalu beliau bahkan tidak pernah meninggalkan Bali, sekali-sekali saja keluar dari keheningan hutan untuk mengajar di tempat-tempat suci di Bali.

Detil dan kontak di https://www.gedeprama.com/

Silahkan Berkomentar

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.