“The true sign of maturity is when you disagree with someone, but you maintain the spirit of kindness within”, begitu pesan orang tua.
Tanda terpenting kedewasaan, tatkala Anda tidak sepaham dg seseorang, tapi Anda tidak kehilangan kebaikan di dalam.
Itu mungkin terjadi jika seseorang persahabatannya utuh dan holistik. Persisnya, saat menyukai seseorang, ingat utk menyukai durinya juga.
Tidak saja mawarnya. Utk direnungkan bersama, semua orang adalah kombinasi unik antara mawar dan duri. Termasuk jiwa-jiwa suci.
Kedewasaan akan tumbuh indah di dalam, begitu seseorang melihat kelebihan (mawar) dan duri (kekurangan) sebagai sebuah ke-u-Tuhan.
Bekal melangkahnya, padukan antara empati dan penjagaan diri. Empati membuat Anda belajar mengenakan sepatu orang lain (baca: merasakan perasaan orang).
Tapi begitu ada tanda-tanda orang bisa membahayakan, ambil jarak yg lebih sehat. Terutama karena tidak semua orang vibrasinya serupa.
Ringkasnya, duri dan mawar memang terlihat bersebrangan. Tapi keduanya ada di sini utk tugas suci yg berbeda. Itulah kedewasaan.
Cermati, di tengah kata kedewasaan ada kata dewa. Dg kata lain, begitu Anda dewasa, tubuh Anda manusia, tapi spirit di dalamnya adalah dewa.