Kesembuhan

Warta keluarga spiritual Compassion: Tatakrama berjumpa Guru sejati

Ditulis oleh Gede Prama

Tetua zaman dulu, tekun sekali mengajarkan tatakrama. Di sekolah zaman dulu, bahkan masuk ke dalam kurikulum mata pelajaran sekolah.

Ia yg mulai menua mengerti, tatakrama itu menjaga alam di luar, sekaligus menjaga diri di dalam. Makanya, di tempat dg budaya tinggi, bahasa manusianya jauh lebih halus.

Hal yg sama terjadi dg dunia spiritual. Sejak dulu telah ada tatakrama. Di Tantra ada cerita seorang murid sedang mengajar, tiba-tiba Gurunya datang.

Setelah selesai mengajar, Guruji bertanya kenapa tidak namaskara? Muridnya menjawab dg jawaban tidak lihat. Saat itu juga, mata muridnya lepas jatuh ke tanah.

Cerita murid yg kehilangan nyawa saat belajar spiritual juga ada sejak dulu. Agar sehat selamat, penting sekali mengenali tatakrama berjumpa Guru sejati.

Jika ada pikiran negatif tentang Guru sejati, paling disarankan utk menjauh secara sopan. Sambil ingat, berbhakti kepada Guru penting, menjaga nyawa juga penting.

Utk publik pemula, bhakti terindah adalah “melaksanakan” apa yg diajarkan. Jika pelaksanaannya indah, pelan perlahan akan tumbuh rasa hormat mendalam pada Guru sejati.

Bukan tidak mungkin bisa melihat wajah Guru sejati yg sangat indah. Suatu hari ada murid yg berguru pada Buddha Maitriya (Buddha cinta kasih). Gurunya dicari ke mana-mana dan tidak ketemu.

Karena kelelahan, ia berhenti mencari Gurunya, tapi “melaksanakan” apa yg diajarkan. Di suatu waktu, murid ini berjumpa anjing yg kotor, sakit, penuh koreng di badannya.

Dirawat anjing kotor ini dg tulus, bahkan utk mengangkat belatung di anjing ini, ia menggunakan lidah. Begitu anjingnya sembuh, ia berubah menjadi Buddha Maitria.

Begitu gembiranya murid ini, ia gendong Gurunya keliling pasar. Semua orang di pasar mengira ia sudah gila karena menggendong anjing kotor.

Tapi seorang Ibu berhati indah bisa melihat, kaki anjing itu sama dg kaki Buddha Maitria. Intinya, laksanakan apa yg diajarkan.

Segelintir murid dekat biasanya ada kesempatan utk melayani Guru sejati. Tapi hati-hati, Guru sejati serupa matahari. Jika terlalu dekat bisa terbakar.

Jika terlalu jauh, nanti kekurangan Cahaya. Menjaga jarak yg tepat dan pas, itu yg paling dianjurkan. Jika cerdas menjaga jarak yg pas ini, orang dekat juga bisa seperti Arjuna di Bhagavad Gita. Melihat wajah Guru sejati yg Agung.

Di Tibet, YMA Lama Padmashambawa sangat dihormati, karena membantu raja membangun tempat suci. Setelah sebelumnya tempat sucinya selalu dirobohkan setan.

Oleh YMA Lama Padmashambawa, tidak saja tempat sucinya berhasil dibangun, tapi setannya juga berhasil diyakinkan utk menjadi penjaga tempat suci.

Itu bisa terjadi karena bhakti raja Tibet di abad 8 sangat mengagumkan. Bahkan permaisurinya (sesuatu yg paling berharga di mata raja), dipersembahkan pada Guru.

Sesungguhnya YMA Lama Padmashambawa juga lahir di zaman ini, tapi tidak bisa menyelamatkan Tibet, karena tidak ada orang Tibet yg bhaktinya seperti raja di abad 8.

Sehebat apa pun seorang Guru sejati, tanpa bhakti maka Guru sejati akan bernasib seperti matahari yg berjumpa rumah dg pintu dan jendela yg tertutup rapat.

Sang Cahaya tidak berhasil masuk menerangi. Semoga catatan ini disimpan di alam ini dalam waktu yg sangat lama.

Photo courtesy: Unsplash. Editor: Si bungsu Ram
Shambala meditation center: belkedamaian.org, bellofpeace.org

bali #love #peace #meditation #healing #Wounds #healingjourney #WoundCare #IDWP

Tentang Penulis

Gede Prama

Guruji Gede Prama memulai perjalanan spiritual dengan berdialog bersama Guru simbolik di sebuah desa di Bali Utara. Ini kemudian diperkaya dengan sekolah ke luar negeri, perjumpaan dengan Guru spiritual dunia seperti YM Dalai Lama, YA Thich Nhat Hanh serta Profesor Karen Armstrong, serta olah meditasi yang panjang.

Kendati pernah memimpin perusahaan dengan ribuan karyawan, terbang ke beberapa negara untuk tujuan mengajar, tapi semua itu ditinggalkan karena dipanggil oleh bom Bali di tahun 2002. Sejak beberapa tahun lalu beliau bahkan tidak pernah meninggalkan Bali, sekali-sekali saja keluar dari keheningan hutan untuk mengajar di tempat-tempat suci di Bali.

Detil dan kontak di https://www.gedeprama.com/

Silahkan Berkomentar

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.