Sejak zaman Yunani kuno sampai dg zaman kedokteran modern sudah dicatat, 80 % kesembuhan datang dari perut. Belakangan kedokteran modern bahkan menemukan urat syaraf yg menghubungkan antara perut dan otak. Yg lagi-lagi membuat pentingnya memperhatikan perut utk tujuan kesembuhan dan kesehatan.
Di buku kesembuhan sangat tua bernama Ayur Veda juga serupa. Sudah lama disimpan di sana pesan seperti ini: “Jika makanannya salah, obat tidak menolong. Jika makanannya tepat, obat tidak diperlukan”. Dg kata lain, penting sekali mencermati makanan utk tujuan kesembuhan dan kesehatan.
Sebagai pedoman sederhana tapi mendalam, layak direnungkan utk memakan makanan yg langsung dari alam (sayur dan buah). Serta bervariasi. Yg layak dicermati adalah respon tubuh terhadap makanan. Tolong dicatat baik-baik: “Yg paling mengerti tubuh adalah tubuh itu sendiri. Bukan pihak lain”. Utk itu, saat memilih makanan lihat secara teliti respon tubuh. Entah kotoran BAB yg keluar, kestabilan pikiran dan perasaan, sampai dg kualitas tidur.
Tatkala melangkah di lapangan, renungka pesan ini: “Secanggih apa pun hasil penelitian, jangan diikuti jika tubuh menolak. Sesederhana apa pun sebuah ide, layak dilakukan jika tubuh memberikan tanda menerima”. Hanya sebagai contoh, para pakar masih berdebat tentang pentingnya multivitamin. Tapi tubuh Guruji berespon positif pada multivitamin, makanya makan multivitamin. Ada banyak anjuran utk grounding di mana-mana. Kaki Guruji menolak utk berjalan tanpa alasan kaki. Sehingga ide ini tidak dilakukan.
Ringkasnya, kenali ciri unik tubuh Anda, kemudian secara teliti temukan makanan yg tepat utk diri Anda. Yg perlu hati-hati, tubuh itu mengalir terus. Alias berubah. Makanan yg cocok di waktu tertentu bisa tidak cocok di waktu yg lain. Intinya, belajar peka dan teliti mengerti tubuh sendiri. Gunakan rasa sakit utk mengerti tubuh lebih dalam lagi.
Sama pentingnya dg makanan yg masuk lewat mulut, makanan yg masuk lewat pikiran juga perlu dicermati. Terutama karena di zaman ini, ada banyak penyakit yg disebabkan oleh salah pikiran, bukan salah makanan. Sebagai pedoman melangkah, cermati tiga tangga kesadaran berikut ini.
Pertama, kesadaran yg menyebut diri sebagai korban (victim awareness). Entah korban orang tua yg bubar, korban ditinggalkan pacar, korban bully ketika sekolah. Ini jenis kesadaran yg membuat pikiran melepaskan banyak penyakit. Lebih cepat sembuh dari jenis kesadaran ini lebih baik. Obatnya adalah ketulusan utk memaafkan, keberanian utk melepaskan, serta ketekunan utk selalu berbahagia di saat ini. Bersama apa-apa dan siapa-siapa yg telah ada.
Yg perlu diwaspadai dalam hal ini adalah otak. Organ otak pertama kali muncul di dunia binatang. Jika bergantung sepenuhnya pada otak, perilaku seseorang mirip binatang: “Terlalu keras melindungi diri, terlalu mudah mau menyerang orang lain”. Dan ini sumber banyak penyakit serta konflik! Sehingga penting mengimbangi otak yg suka menyebut diri benar, dg hati yg bahagia melakukan kebaikan. Bimbing otak dg pesan seperti ini: “Positive thought produce positive life”. Pikiran yg positif membuat Anda melahirkan kehidupan yg juga positif. Lebih bagus lagi jika bisa holistik.
Kedua, kesadaran utk mencapai tujuan (achieving awareness). Mirip anak kecil yg bercita-cita mau jadi astronot. Tatkala mengatakan ingin jadi astronot, otaknya sudah melepaskan dophamine. Demikian juga ketika berangkat sekolah, naik kelas, lulus sekolah dari SD, SMP, SMA, dst. Di sepanjang perjalanan otak melepaskan dophamine. Pelajarannya, setua apa pun umur, miliki cita-cita mulya dalam hidup. Setidaknya bisa menghantar anak-cucu ke tingkat yg lebih baik. Sehingga bangun paginya indah, berangkat tidurnya juga indah.
Ketiga, kesadaran tentang pencerahan (awakening awareness). Punya cita-cita dan keinginan boleh, tapi jangan lupa di alam ini semua tidak kekal. Sehingga obat indah yg dianjurkan: “Lakukan yg terbaik, dekap hasilnya juga secara terbaik”. Temukan kebahagiaan di sepanjang perjalanan. Bersyukur adalah sahabat indah. Ikhlas adalah sahabat yg lain. Disamping itu, kebahagiaan adalah buah dari keberanian. Sehingga beranilah berbahagia bersama apa-apa dan siapa-siapa yg telah ada sekarang. Di jalan ini sering terdengar pesan: “No better cure than silence”. Tidak ada obat yg lebih menyembuhkan dari keheningan.
Begitu hening-bening, pikiran tidak saja berhenti membocorkan energi, tapi juga menjadi taman obat di dalam. Perpaduan antara achieving awareness (kesadaran kedua) dg awakening awareness (kesadaran ketiga), itulah yg membuat tubuh bisa menjadi taman obat di dalam. Sehingga setiap gerak langkah keseharian menjadi langkah menuju kesembuhan, kebahagiaan dan kedamaian.